Beberapa hari yang lalu permaisuri saya mendapat telephone dari bulek yang berada di Gunung kidul, bukan sekedar telephone biasa pastinya karena telephone kali ini berisi pesan tentang masalah logstik. Maksudnya jatah beras dari kampung istri sudah waktunya untuk diambil, lumayankan bisa jadi subsidi rumah tangga sementara raskin dari desa belum turun (ya emang ndak akan turun wong ndak kejatah dan ndak minta). Tak hanya itu saja, lha wong bejo...ternyata ini juga pas masanya musim mangga, jadi sekalian saudara minta supaya mangga yang sudah di panen segera di ambil, takutnya mubadzir karena busuk.
Rembugan dan rembugan bersama istri palu diketok, insyaAlloh diputuskan hari sabtu, tanggal 1 Desember 2012 bakalan meluncur Gunung kidul dengan berkendara memakai motor Injeksi yang konon katanya irit dan ramah lingkungan, namun kita hanya bisa berencana dan keputusan mutlak milik Penguasa Alam Semesta yang jiwa-jiwa dari setiap kita berada di dalam genggamanNya. Qodarulloh...bapak di rumah sebelah ndak bisa buat dititipin anak kedua kami yang baru berumur 18 bulan, ya...tentunya dengan berbagai pertimbangan kenapa ndak diajak sekalian, pertama tentunya karena jarak yang lumayan jauh sementara kita akan menjelajahi jalur alternatif Ketep Pas, Boyolali, kemudian mampir di Solo baru kemusian melewati Klaten baru ke Gunung Kidul, Jogja dan Pulang ke Magelang. Kedua pastinya karena cuaca bulan Desember ini yang sedang memasuki musim penghujan, Ketiga kondisi badan si kecil yang masih terlampau rentan akan capai dan sakit, dan Keempat tentunya karena lebih repot jika istri harus menggendong selama perjalanan.
Misi Ekspedisi
Sebetulnya tak hanya sebatas mengambil jatah logistik berupa beras dari kampung istri, karena 100% misi ini adalah silaturahmi, sedangkan 20% refresing dan sisanya membahagiakan keluarga karena telah sekian lama liburan keluar kota tak kunjung terlaksana, coba hitung pasti bingungkan karena totalnya lebih dari 100%, ndak usah bingung...! lha wong otonomi penulis, mau 100%, 200% atau lebih itu terserah kebijakan penulis. selain itu pas momennya juga banyak blog review kontes di selenggarakan, sekalian aja saya mau ngeliput toyota fortuner yang ada di sepanjang perjalanan untuk bahan kontes review toyota yang di adakan toyota astra indonesia, yah...seperti itu misi ekspedisi ini. menarika bukan ? tentunya menarik hingga njenengan mau membaca tulisan ini sampai dengan pertengahan cerita. matur nuwun sampun maos tulisan punika !
Misi Ekspedisi
Sebetulnya tak hanya sebatas mengambil jatah logistik berupa beras dari kampung istri, karena 100% misi ini adalah silaturahmi, sedangkan 20% refresing dan sisanya membahagiakan keluarga karena telah sekian lama liburan keluar kota tak kunjung terlaksana, coba hitung pasti bingungkan karena totalnya lebih dari 100%, ndak usah bingung...! lha wong otonomi penulis, mau 100%, 200% atau lebih itu terserah kebijakan penulis. selain itu pas momennya juga banyak blog review kontes di selenggarakan, sekalian aja saya mau ngeliput toyota fortuner yang ada di sepanjang perjalanan untuk bahan kontes review toyota yang di adakan toyota astra indonesia, yah...seperti itu misi ekspedisi ini. menarika bukan ? tentunya menarik hingga njenengan mau membaca tulisan ini sampai dengan pertengahan cerita. matur nuwun sampun maos tulisan punika !
Perjalanan Dimulai
Setelah misi kita ketahui sekarang saatnya perjalanan ekspedisi di mulai, namun sebelumnya persiapkan dulu bekal yang perlu di bawa, disini dengan serius saya akan berikan tips melakukan perjalanan keluar kota :
- Buat daftar keperluan apa saja yang kita butuhkan baik ketika perjalanan hingga pulang kembali ketempat tujuan yaitu rumah kita.
- Setelah daftar keperluan semua tercatat rapi segera kita penuhi sesuai dengan apa yang ada di daftar.
- Selesai, karena semua telah terpenuhi. Saatnya berangkat !
Perjalanan dimulai dari halaman depan rumah dengan membaca bismillah dan do'a keluar rumah, agar sesuai dengan misi maka ketika sampai di bang jo (lampu hijau) karena lampu terlihat merah, untuk berhenti pertama kalinya saya abadikan dengan kamera supaya dapat di jadikan referensi menyusun artikel blog review "cekrek" pemotretan-pun selesai dilakukan.
Berbekal bensin Rp. 15.500,- ini dalam hati kecil saya berkata sampai endak ya perjalanan PP (pergi-pulang) saya lakukan ?
Perjalanan lanjut kembali, supaya mempersingkat waktu dan jarak tempuh saya ambil jalan alternatif Keten-Boyoali-Solo dan setelah sampai di daerah Keteb tanjakan terjal mulai terasa menyiksa motor injeksi besutan Honda yang berlabel Spacy untuk terus melaju dengan performa maksimal, dan hasilnyapun luar biasa hingga puncak Keteb Pas tenaga kendaraan masih maksimal performanya nyaman dan kondisi bahan bakar yang ditunjukkan spedo meter belum mengalami pergerakan. (Nyicil ayem "irit") .
Setelah sampai puncak Ketep Pas saya ambil jalan alternatif belokan kekanan, menuju arah Boyolali untuk mempersingkat waktu dna jarak perjalanan, selain mekarena lebih dekat dan singkat alasan melewati jalan ini karena kondisi alamnya yang luarbiasa membuat sontak mata hingga memaksa untuk berkata "Subhanalloh" indahnya pemandangan yang ada di kanan dan kiri jalan meski 2 tahun yang lalu sempat ternodai guguran-guguran awan panas dan abu vulkanik letusan Gunung Merapi.
Pemandangan Natural Selama Perjalanan |
Inilah sajian khas keindahan alam dan panorama yang ada, bahkan saya sempatkan juga turun sembari mengamati dan mendokumentasikan kebesaran sang pencipta yang teramat luar biasa.
Hingga pada tengah perjalanan sepanjang Boyolali rasa capekku bersama Istri dan Bilal anak pertamaku tak terasa, hal ini tentunya karena kami terbius keindahan alam yang ada dan eksotisnya pemandangan alam sekitar. Namun sayang, sembari perjalanan di atas motor ku berucap kepada istriku "kok ora ono toyota fortuner lewat, padahal beberapa minggu yang lalu pada waktu melakukan perjalanan ke Solo tanpa membawa kamera, beberapa Fortuner dan mobil besutan Toyota sempat melahap medan yang ada. Yah...lepas dari rencana "kataku didalam hati" sambil menyusun konsep artikel baru yang apik untuk kontes jika memang selama perjalanan tak ditemuinya toyota fortuner.
Dan apa yang saya perkirakan benar, hingga tiba di solo wal hasil tak satupun fortuner dapat terabadikan, bahkan ketika ada satu fortuner lewat, itupun bukan di bang jo (lampu hijau), dan si-dia melaju dengan pedenya tanpa menyapa hingga tak sempat kukejar untuk dapat kuambil gambarnya sebagai modal materi yang akan kusuguhkan. Okelah...sampai dengan saat ini mulai kucoba untuk pasrah jikalau tak seekor fortuner-pun aku dapatkan sebagai modal materi yang akan kubuat. dan setelah sampai di Solo kusempatkan berkunjung dan menikmati pameran multi produk yang bertajuk "save the muslim world" yang berada di gedung goro as-salam untuk hunting gamis istri dan menyempatkan istirahat sejenak sambil mencari kudapan untuk menggajal perut yang sudah mulai menggeliat karena lapar.
Bersambung karena anak-anak dah pada bangun.....*kalo sempet :)
2 comments
Wow...mantabs banget jalan-jalannya, jadi pengen lagi saat kuliah dulu bareng-bareng naik motor ke sukabumi
tapi maaf nih belum sempat lanjutin ceritanya.....:(
Posting Komentar